Menu

Mode Gelap

Bisnis · 14 Mei 2025 19:33 WITA ·

Menakar Untung-Rugi Pemulihan Palu

badge-check

Redaksi


 Kepala Pelaksana BPBD Kota Palu, Presly Tampubolon (kanan), memberikan penjelasan kepada delegasi Kedutaan Besar Swiss dan BNPB saat kunjungan lapangan ke kawasan Hunian Tetap (Huntap) Talise, Rabu, 14 Mei 2025. Kunjungan ini merupakan bagian dari evaluasi proyek rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana 2018 melalui pendekatan Cost Benefit Analysis (CBA). Foto: Pemkot Palu Perbesar

Kepala Pelaksana BPBD Kota Palu, Presly Tampubolon (kanan), memberikan penjelasan kepada delegasi Kedutaan Besar Swiss dan BNPB saat kunjungan lapangan ke kawasan Hunian Tetap (Huntap) Talise, Rabu, 14 Mei 2025. Kunjungan ini merupakan bagian dari evaluasi proyek rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana 2018 melalui pendekatan Cost Benefit Analysis (CBA). Foto: Pemkot Palu

Palu belum sepenuhnya pulih dari luka bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi yang mengguncangnya tujuh tahun lalu. Tapi langkah-langkah perbaikan terus berjalan. Rabu siang, 14 Mei 2025, Kepala Pelaksana BPBD Kota Palu, Presly Tampubolon, mewakili Wali Kota menyambut rombongan Kedutaan Besar Swiss dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di kawasan Hunian Tetap (Huntap) Talise.

Kawasan itu menjadi titik kunjungan penting dalam rangkaian proyek rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana 2018.

Huntap Talise juga ditetapkan sebagai pilot project kerja sama strategis antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Swiss dalam penguatan kebijakan pemulihan berbasis data.

Namun kunjungan kali ini bukan sekadar meninjau pembangunan fisik. Delegasi membawa satu misi krusial: mengevaluasi dampak program melalui pendekatan Cost Benefit Analysis (CBA).

“Ini untuk melihat seberapa besar biaya yang telah dikeluarkan, dan berapa manfaat yang benar-benar dirasakan masyarakat,” kata Presly kepada wartawan.

Ia menjelaskan, CBA akan melahirkan dokumen kajian yang menjadi dasar perencanaan rehabilitasi dan mitigasi ke depan.

Presly menambahkan, dengan keterbatasan anggaran—baik dari pemerintah maupun mitra donor—kajian ini menjadi alat ukur penting dalam menentukan sektor mana yang harus mendapat prioritas utama.

“Indeks CBA akan menjadi standar. Jika tinggi, sektor itu perlu difokuskan. Jika rendah, bisa ditempatkan di tahapan berikutnya,” ujarnya.

Proyek ini akan dijalankan oleh BNPB dengan dukungan pendanaan dari Pemerintah Swiss. Hasilnya diharapkan tak hanya memberi arah baru bagi Kota Palu, tetapi juga menjadi model nasional dalam membangun strategi pemulihan yang efisien, terukur, dan berpihak pada kebutuhan riil masyarakat terdampak bencana. **(Adv)

Artikel ini telah dibaca 4 kali

Baca Lainnya

BTIIG Dilaporkan ke Polda Sulteng atas Dugaan Pemalsuan Dokumen

16 Mei 2025 - 17:45 WITA

Perusahaan nikel di Bungku Barat, Morowali, Baoshou Taman Industry Investment Group (BTIIG). Foto: Istimewa

Pelajaran dari Palu: Mengasah Kesiapsiagaan di Tengah Rawan Bencana

15 Mei 2025 - 18:55 WITA

Simulasi Kesiapsiagaan Bencana yang digelar Pemerintah Kota Palu, Kamis, 15 Mei 2025.

Imelda Muhidin Dorong Penguatan Analisis Kebencanaan di Palu

14 Mei 2025 - 18:21 WITA

Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin

Anwar Hafid: Pembangunan Sulteng Harus Jawab Kebutuhan Rakyat

14 Mei 2025 - 17:14 WITA

Pemprov Sulteng dan PLN Sinergi Percepat Penyalaan Listrik di Wilayah Terpencil

13 Mei 2025 - 19:52 WITA

Rakyat Tumpah Ruah di Semarak Sulteng Nambaso

13 Mei 2025 - 06:36 WITA

Trending di Food & Travel