Menu

Mode Gelap

Food & Travel · 29 Sep 2025 19:57 WITA ·

Festival Sastra Banggai 2025: Merajut Kata dari Pesisir Luwuk

badge-check

Redaksi


 Festival Sastra Banggai 2025. Foto: Istimewa Perbesar

Festival Sastra Banggai 2025. Foto: Istimewa

Festival Sastra Banggai kembali digelar tahun ini. Perhelatan sastra yang sudah hampir satu dekade bersemi di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah (Sulteng), akan berlangsung pada 14–18 Oktober 2025 di Ruang Terbuka Hijau Teluk Lalong, Luwuk.

Nama-nama besar dunia literasi tanah air dipastikan hadir. Dee Lestari akan membicarakan Selaras, buku yang ia tulis bersama mendiang Reza Gunawan. Aan Mansyur, penyair sekaligus Direktur Makassar International Writers Festival (MIWF), bakal berbagi karya terbarunya. Penulis Lelaki Harimau, Eka Kurniawan, dijadwalkan membuka ruang diskusi tentang seluk-beluk kepenulisan yang membesarkan namanya.

Deretan penulis lain juga ikut meramaikan: Cyntha Hariadi, Henry Manampiring, Cicilia Oday, Ibe S. Palogai, AS Rosyid, Iksam Djorimi, Eko Triono, Azwar Hasan, Risda Nur Widia, hingga komunitas Forum Sudut Pandang. Kehadiran mereka menjadikan Festival Sastra Banggai salah satu panggung literasi terbesar di Sulawesi Tengah.

“Tahun ini kami mengusung tema Simpul Kesembilan: Merajut Kata. Terinspirasi dari keterhubungan antar-etnis di Banggai Bersaudara dan pengalaman kolektif masyarakat Sulawesi Tengah,” kata Direktur Festival Sastra Banggai, Ama Gaspar, dalam keterangan tertulis yang diterima PaluPoso, Senin (29/9).

Ama menjelaskan, tema itu lahir dari kelindan pesisir dan pulau-pulau kecil yang menghadapi kompleksitas tradisi, laut, dan identitas.

“Bersandar pada falsafah montolutusan, kami sadar keterhubungan adalah bagian dari kompleksitas yang harus terus dijaga,” ujar penulis Keterampilan Membaca Laut ini.

Festival, menurut Ama, ingin menegaskan pesisir dan pulau-pulau kecil bukan sekadar titik di peta, melainkan tubuh Indonesia yang penuh suara.

“Ia adalah narasi yang harus terus diperbincangkan,” ucapnya.

Identitas visual Festival Sastra Banggai 2025 menampilkan ilustrasi lapis-lapis ombak, layar mengembang, dan kapal kecil yang mengarungi gelombang, sebuah metafora tentang perjalanan kata dan pengetahuan.

Selama lima hari, pengunjung akan disuguhi diskusi panel, bedah buku, jumpa penulis, pertunjukan seni, pameran buku, hingga program literasi untuk anak-anak.

“Terpenting, festival ini terbuka untuk umum. Semua kalangan bisa hadir,” kata Ama.

Tahun ini, penyelenggara juga menghadirkan Masterclass Kepenulisan dan Riset dengan dukungan Manajemen Talenta Nasional dan Kementerian Kebudayaan. Akademi Sastra Banggai ikut ambil bagian, menegaskan peran festival ini bukan sekadar perayaan, melainkan ruang belajar.

Festival Sastra Banggai digagas oleh Yayasan Babasal Mombasa dan mulai bergulir sejak 2017. Dalam perjalanannya, festival ini menjelma menjadi simpul penting percakapan sastra Indonesia dari pesisir timur.

PPID

Artikel ini telah dibaca 14 kali

Baca Lainnya

Wali Kota Palu Tinjau Taman Revitalisasi di Depan GOR GBK

21 Juli 2025 - 09:41 WITA

Wagub Reny Dorong Lalampa Mendunia

14 Juni 2025 - 20:25 WITA

Wagub Sulteng Reny Lamadjido

Erwin Burase Resmi Tempati Rumah Jabatan Bupati, Disambut Adat Kaili

14 Juni 2025 - 16:17 WITA

Bupati Parigi Moutong, Erwin Burase, resmi tempati rumah dinas pada Sabtu 14 Juni 2024. Ia disambut dengan prosesi adat Kaili. Foto: Istimewa

Durian Parigi Moutong Tembus Tiongkok

5 Juni 2025 - 12:26 WITA

Parigi Moutong Jadi Tuan Rumah Rakornis Pariwisata se-Sulawesi Tengah

26 Mei 2025 - 22:38 WITA

Rakyat Tumpah Ruah di Semarak Sulteng Nambaso

13 Mei 2025 - 06:36 WITA

Trending di Food & Travel