Tiga warga ditemukan tewas tertimbun tanah longsor di kawasan hutan Desa Tirtanagaya, Kecamatan Bolano Lambunu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Satu jenazah ditemukan pada Selasa, 25 Juni 2025, sementara dua lainnya lebih dulu dievakuasi sehari sebelumnya, Senin pagi.
Korban pertama yang ditemukan adalah Ijal, 28 tahun, dan Arun, 17 tahun. Keduanya berhasil dievakuasi oleh Tim SAR Gabungan pada Senin, 23 Juni 2025, pukul 10.00 WITA, di titik koordinat 0°35’57.26″ Lintang Utara dan 120°52’52.44″ Bujur Timur. Keesokan harinya, Selasa, tim kembali menemukan satu jenazah lainnya, atas nama Sahrat, 43 tahun. Ketiganya berasal dari Desa Anutapura.
“Jenazah para korban langsung dievakuasi dan diserahkan kepada pihak keluarga,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu dalam laporan resmi, yang diterima media ini, Selasa 24 Juni 2025.
Peristiwa tragis ini bermula saat tujuh warga Desa Anutapura berangkat ke hutan wilayah Talenga pada Selasa, 17 Juni 2025. Mereka menggunakan truk kayu (truk buaya) dan membawa empat ekor sapi untuk menarik balok hasil tebangan. Di lokasi, mereka membangun sebuah gubuk sebagai tempat bermalam.
Pada Sabtu, 21 Juni, seorang operator gergaji mesin yang melintas di kawasan tersebut mendapati lokasi camp telah rata tertimbun longsor. Ia menduga para penghuni telah pulang ke desa. Namun setibanya di kampung, ketujuh warga tak ditemukan. Laporan resmi pun baru diterima BPBD Parigi Moutong dari saksi, Rivai, pada Sabtu sore, 22 Juni 2025, pukul 17.45 WITA.
Empat warga lainnya masih dalam pencarian hingga Selasa sore. Mereka adalah Subran (52), Safrudin E. Manjalai (36), Riska Jumi (26), dan Rapi (14).
Tim SAR terus menyisir area longsoran dengan alat berat, peralatan ekstrikasi, serta bantuan anjing pelacak.
Unsur SAR yang terlibat dalam pencarian korban tanah longsor di Parigi Moutong meliputi Kantor SAR Palu, TNI AD, Polres Parigi, BPBD Kabupaten Parigi, Tagana, serta warga setempat. Mereka didukung oleh dua unit ekskavator, rescue car, alat komunikasi, peralatan navigasi dan medis.
Kondisi cuaca di lokasi relatif mendukung dengan langit berawan dan kecepatan angin 4,1 km/jam dari arah utara. Namun, struktur tanah yang masih labil membuat tim harus ekstra hati-hati dalam proses evakuasi lanjutan.
“Prioritas kami saat ini adalah menemukan keempat korban lainnya dan memastikan keselamatan seluruh tim di lapangan,” ujar komandan lapangan dari Tim SAR. **(TIM)