Selain malaria, dua penyakit menular lainnya yakni AIDS dan Tuberkulosis masih menjadi ancaman serius di Sulawesi Tengah (Sulteng). Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), mencatat tren peningkatan kasus terjadi setiap tahun.
“Pada 2023, tercatat 696 kasus AIDS. Angka ini naik menjadi 702 pada 2024. Sementara hingga Mei 2025, jumlah kasus sudah mencapai 336,” kata Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Reny A. Lamadjido, saat membuka Lokakarya Petunjuk Teknis Integrasi dan Kebijakan Nasional Terkait AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria (ATM) di Hotel Paramasu, Palu, Senin, 7 Juli 2025.
Ia menyebut tren tersebut mengkhawatirkan, terlebih jika melihat jumlah kematian akibat penyakit ini.
“Yang lebih menyedihkan, jumlah penderita yang meninggal juga cukup tinggi. Tahun 2023 ada 157 orang yang meninggal karena AIDS, 73 orang pada 2024, dan 28 orang hingga Mei tahun ini,” ujarnya.
Reny menegaskan bahwa AIDS kini bukan sekadar isu kesehatan biasa.
“Ini harus menjadi perhatian bersama. Trennya terus naik, dan sifatnya akumulatif. Kita tak bisa lagi anggap remeh,” katanya.
Ancaman serupa datang dari Tuberkulosis. Pada 2023, kasus TB di Sulawesi Tengah tercatat sebanyak 7.963, dengan 23 orang meninggal. Jumlah itu meningkat pada 2024 menjadi 8.272 kasus dengan 30 kematian. Hingga Mei 2025, tercatat sudah 4.085 kasus dengan 16 kematian.
“Angka-angka ini menggambarkan situasi yang harus segera kita tangani bersama, dengan pendekatan lintas sektor dan lintas program,” tutur Reny.