Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, menghadiri Haul ke-13 Almarhum Al-Allamah AGH. Abd. Wahab Zakariya—ulama besar dan tokoh karismatik Sulawesi Tengah, pada Senin 12 Mei 2025, di Pondok Pesantren Anwarul Qur’an, Palu.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Wakil Gubernur dr. Reny A. Lamadjido, Ketua Tim Penggerak PKK Sulteng Sry Nirwanti Bahasoan, Wakil Ketua DPRD Sulteng Syarifuddin Hafid, serta sejumlah ulama, akademisi, dan tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya, Gubernur Anwar Hafid mengungkapkan rasa bahagia dan harunya bisa hadir di lembaga pendidikan yang menyandang nama “Anwarul Qur’an”.
“Begitu saya baca undangannya, saya bilang kepada Ibu Wakil, kita wajib hadir. Masa nama saya ada di situ, tapi kita tidak datang,” ujarnya disambut gelak tawa hangat para hadirin.
Gubernur menekankan pentingnya peran para ulama dalam membangun pendidikan dan membentuk karakter umat. Ia mengenang perjuangan AGH. Abd. Wahab Zakariya serta para ulama terdahulu yang mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Islam dengan penuh keikhlasan dan pengorbanan.
“Habib Idrus, misalnya, saat mendirikan Alkhairaat, pernah naik sampan kecil ke Palu—penuh perjuangan. Tidak seperti sekarang. Malu rasanya jika kita tidak bekerja dua kali lipat menjaga warisan besar itu,” tegasnya.
Anwar Hafid juga menyinggung program unggulan Pemerintah Provinsi Sulteng, yakni Gerakan Baku Sayang (Bersama Al-Qur’an, Sulawesi Tengah Aman, Jaya, dan Menang), yang salah satunya mendorong distribusi mushaf Al-Qur’an ke seluruh penjuru daerah.
“Kami telah menyalurkan sekitar lima ribu mushaf. Tapi masih banyak rumah tangga muslim yang belum memiliki Al-Qur’an. Kalau Qur’an saja tidak ada, bagaimana mungkin kita bisa mengamalkannya?” katanya.
Ia menambahkan, pesantren dan pondok tahfiz diharapkan tidak hanya fokus pada hafalan, tetapi juga mengutamakan pendidikan adab dan pembentukan karakter santri.
“Karena inilah bekal utama mereka dalam menghadapi masa depan, juga bagi umat Islam secara keseluruhan,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga membagikan pengalaman pribadinya saat masih menjadi mahasiswa.
Ia pernah berdakwah bersama almarhum K.H. Jabar Asyri, tokoh DDI, hingga sempat diperiksa karena aktivitas tabligh yang kala itu disalahpahami.
“Kami pernah ditahan di Kodim, dianggap bagian dari aliran sesat. Tapi beliau tetap tenang, imannya kuat. Dari beliaulah saya banyak belajar,” kenangnya.
Menutup sambutannya, Anwar Hafid mengajak generasi muda untuk senantiasa menghargai perjuangan para ulama serta menjaga warisan keilmuan yang memiliki sanad yang jelas.
“Ilmu yang tersambung hingga kepada Rasulullah SAW adalah cahaya. Jangan belajar sembarangan. Ikutilah guru yang sanad ilmunya bersambung dan terpercaya,” pesan Gubernur. **(Adv)