Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Parigi Moutong menunjukkan tren perbaikan. Pada tahun 2024 tercatat empat kasus kematian ibu atau setara 46,24 per 100.000 kelahiran hidup, menurun signifikan dibanding tahun 2020 yang mencapai 16 kasus. Meski turun, pemerintah menilai kesehatan ibu tetap menjadi isu prioritas karena risiko kematian masih tinggi di wilayah terpencil dan Komunitas Adat Terpencil (KAT).
Dalam Peta Jalan Pembangunan Kependudukan (PJPK) 2025–2029, pemerintah fokus pada peningkatan kualitas layanan kesehatan ibu, termasuk penguatan fasilitas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) dan PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif). Selain itu, peningkatan akses layanan antenatal, pemantauan gizi ibu hamil, serta edukasi risiko kehamilan 4T (terlalu muda, tua, sering, dan banyak) menjadi program utama.
Kepala Bappelitbangda Parigi Moutong, Irwan, menegaskan pentingnya memastikan kualitas layanan kesehatan ibu di seluruh kecamatan.
“Keselamatan ibu adalah indikator penting kualitas pembangunan. Kita harus cegah risiko sejak awal,” ujarnya saat ditemui PaluPoso.id, Sabtu (15/11/2025).
Ia menyebut faktor geografis, anemia, dan kurangnya tenaga kesehatan terlatih sebagai tantangan yang masih harus diselesaikan.
Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah menyiapkan program pelatihan tenaga kesehatan, peningkatan fasilitas puskesmas rawat inap, serta memperluas jangkauan edukasi kesehatan reproduksi. Pemerintah desa juga dilibatkan dalam memantau ibu hamil risiko tinggi melalui kader posyandu.
Irwan berharap intervensi terpadu ini mampu memperkuat ketahanan kesehatan daerah dan mendorong penurunan Angka Kematian Ibu secara konsisten lima tahun ke depan.
ADV-PPID








