Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Anwar Hafid, meresmikan infrastruktur ketenagalistrikan perdana berskala besar di Kabupaten Morowali, Selasa (19/8).
Acara yang dipusatkan di Gardu Induk 150 kV Bungku itu menjadi penanda beroperasinya jaringan transmisi 150 kV Kolonedale–Tentena, jaringan transmisi 150 kV Kolonedale–Bungku, serta gardu induk di Kolonedale dan Bungku masing-masing berkapasitas 30 MVA.
Infrastruktur tersebut merupakan bagian dari program unggulan Berani Menyala, yang diusung Anwar sejak awal menjabat gubernur.
“Inilah wujud nyata program Berani Menyala. Listrik bukan sekadar cahaya, tapi sumber kehidupan, kemajuan, dan kemerdekaan yang sesungguhnya,” kata Anwar dalam sambutannya.
Anwar menyinggung kembali perjuangannya sejak menjabat Bupati Morowali pada 2007. Saat itu, listrik di Bungku, ibu kota kabupaten, hanya menyala enam jam per malam. Dengan anggaran terbatas, ia menggunakan APBD untuk membeli mesin diesel, membangun jaringan, hingga menanggung biaya bahan bakar.
“Mungkin hanya di Morowali PLN hampir seratus persen ditopang APBD. Tapi saya lakukan karena rakyat butuh terang,” ujarnya mengenang.
Tonggak sejarah listrik 24 jam pertama kali hadir di Bungku pada 2010. Anwar menyebut capaian itu sebagai titik balik pembangunan daerah.
“Saya bahkan rela kebun sawit pribadi saya dilewati jaringan listrik agar proyek bisa jalan. Karena saya yakin, ketika rakyat terang, ekonomi ikut tumbuh,” katanya.
Kini, dengan gardu induk dan jaringan transmisi baru, Morowali tak lagi dihantui keterbatasan pasokan listrik. Fasilitas ini menopang kebutuhan industri dan rumah tangga, sekaligus memperkuat sistem kelistrikan Sulawesi Tengah yang 70 persen ditopang energi terbarukan dari PLTA Poso.
Namun, perjuangan belum selesai. Masih ada 85 desa di Sulawesi Tengah yang belum teraliri listrik, termasuk 28 desa di Morowali yang sebagian besar berada di pulau-pulau.
“Berani Menyala berarti kita tidak boleh membiarkan satu pun rakyat hidup dalam gelap. Ke depan, saya ingin pulau-pulau ini bisa memanfaatkan tenaga surya sehingga benar-benar mandiri energi,” kata Anwar.
General Manager PLN UIP Sulawesi, Wisnu Kuntjoro Adi, memastikan komitmen PLN mendukung langkah Gubernur Sulteng.
“Tantangan PLN sangat besar, termasuk membangun tambahan jaringan dan gardu di Morowali dalam tiga tahun ke depan. Tetapi kami yakin, dengan dukungan penuh Bapak Gubernur dan seluruh pihak, target ini akan tercapai. PLN hadir bukan hanya untuk melayani industri, tapi juga menghadirkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Wisnu.
Peresmian itu berlangsung hanya dua hari setelah HUT ke-80 RI.
Bagi Anwar, cahaya listrik di Morowali adalah simbol kemerdekaan yang sesungguhnya.
“Saya sangat terharu, karena apa yang saya perjuangkan sejak menjadi bupati, hari ini bisa saya resmikan sebagai gubernur. Saya memulai, dan saya pula yang mengakhiri. Ini hadiah untuk rakyat,” katanya.
Acara peresmian dihadiri Kepala Kejati Sulawesi Tengah Rahmat, Bupati Morowali Iksan Baharudin, Wakil Bupati Irian Ilyas, jajaran Forkopimda Sulawesi Tengah dan Morowali, serta sejumlah tokoh masyarakat.
ADV-PPID